Nama :
Ferry Surya Pratiwi
Kelas : 1D
NPM
: 11.1.01.10.0141
Prodi :
PGSD
PERSAHABATAN TERLARANG
Sejak pertemuan itu, aku dan Devan mulai
bersahabat. Kami bertemu tanpa sengaja mencoba akrab satu sama lain, saling
mengerti dan menjalani hari-hari penuh makna. Pesahabatan dengan jarak yang
begitu dekat itu membuat kami semakin mengenal pentingnya hubungan ini.
Tak lama kemudian, aku harus pergi
meninggalkannya. Sesungguhnya hatiku sangat berat untuk ini, tapi apa boleh
buat. Pertemuan terakhirku berlangsung sangat haru, tatapan penuh canda itu
mulai sirna dibalut dengan duka mendalam.
“Van maafkan aku atas semua kesalahan
yang pernah ku lakukan, ya.” Kataku saat ia berdiri pas di depanku.
“kamu gak pernah salah Citra, semua yang
udah kamu lakukan buat aku itu lebih dari cukup.”
“pleace, tolong jangan lupain aku, Van”
“ok, kamu nggak usah khawatir.” Sesaat
kemudian mobilku melaju perlahan meninggalkan sesosok makhluk manis itu.
Ku lihat dari dalam tempatku duduk
terasa pedih sangat kehilangan. Jika nanti kami dipertemukan kembali ingin ku
curahkan semua rasa rinduku padanya. Itu janji yang akan selalu ku ingat. Suara
manis terakhir yang memberi aku harapan.
Awalnya persahabatan kami berjalan
dengan lancar, walau kami telah berjauh tempat tinggal. Pada suatu ketika, ibu
bertanya tentang sahabat baruku itu.
“siapa gerangan makhluk yang membuatmu
begitu bahagia, Citra?” tanya ibu saat aku sedang asyik chatingan dengan Devan.
“ini, ma. Namanya Devan. Kami berkenalan
saat liburan panjang kemarin.”
“seganteng apa sich sampai buat anak
mama jadi kayak gini?”
“gak tahu juga sih ma, pastinya keren
banget deh, tapi nggak papah kan, Ma aku berteman sama dia.?”
“Apa maksud kamu ngomong kayak gitu?”
“kami berbeda agama, Ma”
“hah??,” sesaat mama terkejut mendengar
cerita ku. Tapi beliau mencoba menutupi rasa resahnya. Aku tahu betul apa yang
ada di fikiran mama, pasti dia sangat tidak menyetujui jalinan ini. Tapi aku
mencoba memberi alasan yang jelas terhadapnya.
Sehari setelah percakapan itu, tak ku
temui lagi kabar dari Devan, aku sempat berfikir apa dia tahu masalah ini,,? Ku
coba awali perbincangan lewat SMS..
“sudah lama ya nggak bertemu? Gimana
kabarnya nech,,? “
Pesan itu tertuju kepadanya, aku masih
ingat banget saat laporan penerimaan itu. Berjam-jam ku tunggu balasan darinya.
Tapi tak ku lihat Hp ku berdering hingga aku tertidur di buatnya. Tak kusangka
dia tak membalas SMS ku lagi.
Tak kusangka ternyata mama selalu
melihat penampilan ku yang semakin hari semakin layu.
“citra, maafkan mama ya, tapi ini perlu
kamu ketahui. Jauhi anak itu, tak usah kamu ladeni lagi.” Suara mama sungguh
mengagetkan ku saat itu. Ku coba tangkap maknanya. Tapi sungguh pahit ku rasa.
“apa maksud mama?”
“kamu boleh kok berteman dengan dia,
tapi kamu harus ingat pesan mama. Jaga jarak ya, jangan terlalu dekat. Mama
takut kamu akan kecewa.”
“mama ngomong paan sih,? Aku semakin gak
mengerti.”
“suatu saat kamu pasti bisa mengerti
ucapan mama” mamapun pergi meninggalkan ku sendiri.. Aku coba berfikir tenteng
ucapan itu. Saat ku tahu jiwa ini langsung kaget di buatnya.. tak terasa
tangispun semakin menjadi-jadi dan mengalir deras di kedua pipiku. Mama benar
kami berbeda agama dan nggak selayaknya bersatu kayak gini. tapi aku semakin
ingat kenangan saat kita masih bersama.
Satu tahun telah berlalu, bayangan
tentangnya masih teikat jelas di haitku. Aku belum bisa melupakannya. Mungkin
suatu saat nanti dia kan sadar betapa berharganya aku nutuknya.
Satu harapan dari hatiku yang paling
dalam adalah bertemu dengannya dan memohon alasannya mengapa ia pergi dari
hidupku secepat itu tanpa memberi tahu kesalahanku hingga membuat aku terluka.
Pernah aku menyesali pertemuan itu. Tapi
aku menyadari betapa berartinya ia di hidupku. Canda tawa yang tinggal sejarah
itu masih terlihat jelas di benakku dan akan selalu ku kenang menjadi bumbu
dalam kisah hidupku.
Devan, kau adalah sahabat yang paling ku
banggakan. Aku menunggu cerita-ceritamu lagi. Sampai kapanpun aku akan setia
menunggu. Hingga kau kembali lagi menjalani kisah-kisah kita berdua.
TAMAT
SINOPSIS
Pada suatu hari Devan dan Citra
bertemu di suatau tempat,dengan pertemuan itu mereka saling mengenal lebih
dalam satu sama lain.Suatu ketika Devan pergi meninggalakan Citra.Citra pun
merasakan kesepian dengan kepergian Devan,Citra sering duduk termangu
sendirian.Tetapi Devan dan Citra masih berkomunikasi dengan chating.Sampai
suatu ketika, mama citra mengetahui citra asyik chatting bersama seseorang
yaitu Devan. Akhirnya Citra menceritakan kepada mamanya siapa yang telah
membuat Citra asyik chatting.Citra pun menceritakan bahwa Devan berbeda agama.
Mama citra terkejut mendengar cerita dari citra. Satu hari setelah percakapan
mama dan citra, Devan tidak lagi menghubungi citra.Citra mencoba menghubungi
Devan lewat SMS,tetapi Devan pun juga tak kunjung membalasnya.Citra pun semakin
penasaran dan membutuhkan penjelasan dari Devan.Hari-hari sudah berlalu,Citra
pun terlihat layu tidak bergairah,,sampai akhirnya mama Citra menasehati Citra
agar Citra membatasi hubungannya dengan Devan.
Satu
tahun telah berlalu,Citra tetap mengenang kisah masa lalu antara dia dan
Devan.Dan Citra masih berharap Devan akan menemui Citra kembali,dan mendengar
cerita-cerita dari Devan.Citra menyadari bahwa pershabatan mereka terlarang.
UNSUR INTRINSIK
1. TEMA
Tema merupakan
sesuatu yang netral.Tema juga merupakan suatu gagasan pokok atau ide pikiran
tentang suatu hal, salah satunya dalam membuat suatu tulisan.Tema juga
merupakan sesuatu yang terkandung dalam cerita. Di
dalam sebuah cerita tema di bedakan menjadi 2 yaitu tema mayor dan tema
minor.Tema mayor yaitu makna pokok cerita yang menjadi dasar atau gagasan dasar
umum karya itu.Sedangkan tema minor
yaitu makna bagian atau makna tambahan.
……………………………………………………………………………………
Ku lihat dari dalam tempatku duduk
terasa pedih sangat kehilangan. Jika nanti kami dipertemukan kembali ingin ku
curahkan semua rasa rinduku padanya. Itu janji yang akan selalu ku ingat. Suara
manis terakhir yang memberi aku harapan.
Awalnya persahabatan kami berjalan
dengan lancar, walau kami telah berjauh tempat tinggal. Pada suatu ketika, ibu
bertanya tentang sahabat baruku itu.
“siapa gerangan makhluk yang membuatmu
begitu bahagia, Citra?” tanya ibu saat aku sedang asyik chatingan dengan Devan.
“ini, ma. Namanya Devan. Kami berkenalan
saat liburan panjang kemarin.”
“seganteng apa sich sampai buat anak
mama jadi kayak gini?”
“gak tahu juga sih ma, pastinya keren
banget deh, tapi nggak papah kan, Ma aku berteman sama dia.?”
“Apa maksud kamu ngomong kayak gitu?”
“kami berbeda agama, Ma”
“hah??,” sesaat mama terkejut mendengar
cerita ku. Tapi beliau mencoba menutupi rasa resahnya. Aku tahu betul apa yang
ada di fikiran mama, pasti dia sangat tidak menyetujui jalinan ini. Tapi aku
mencoba memberi alasan yang jelas terhadapnya. Sehari
setelah percakapan itu, tak ku temui lagi kabar dari Devan, aku sempat berfikir
apa dia tahu masalah ini,,? Ku coba awali perbincangan lewat SMS..
…………………………………………………………………………………………….
Dalam cerpen
diatas yang menjadi tema mayor adalah
“kami berbeda agama, Ma”
“hah??,” sesaat mama terkejut mendengar
cerita ku. Tapi beliau mencoba menutupi rasa resahnya. Aku tahu betul apa yang
ada di fikiran mama, pasti dia sangat tidak menyetujui jalinan ini. Tapi aku
mencoba memberi alasan yang jelas terhadapnya.
Dan yang menjadi tema minornya adalah
Sehari setelah percakapan itu, tak ku temui lagi kabar dari Devan, aku sempat
berfikir apa dia tahu masalah ini,,? Ku coba awali perbincangan lewat SMS..
2. PENOKOHAN
Seorang tokoh
yang memiliki peranan penting dalam suatu cara disebut tokoh inti atau tokoh
utama.Sedangkan tokoh yang memiliki
peranan tidak penting karena pemunculannya hanya melengkapi,melayani,mendukung
pelaku utama disebut tokoh bawahan atau tokoh pembantu. Penokohan terdiri dari tokoh utama,tokoh
pendamping,tokoh bawahan,,tokoh figuran,tokoh bayangan.
……………………………………………………………………………………………..
Sejak pertemuan itu, aku dan Devan
mulai bersahabat. Kami bertemu tanpa sengaja mencoba akrab satu sama lain,
saling mengerti dan menjalani hari-hari penuh makna. Pesahabatan dengan jarak
yang begitu dekat itu membuat kami semakin mengenal pentingnya hubungan ini.
Tak lama kemudian, aku harus pergi
meninggalkannya. Sesungguhnya hatiku sangat berat untuk ini, tapi apa boleh
buat. Pertemuan terakhirku berlangsung sangat haru, tatapan penuh canda itu
mulai sirna dibalut dengan duka mendalam.
“Van maafkan aku atas semua kesalahan
yang pernah ku lakukan, ya.” Kataku saat ia berdiri pas di depanku.
“kamu gak pernah salah Citra,
semua yang udah kamu lakukan buat aku itu lebih dari cukup.”
……………………………………………………………………………………………..
Awalnya persahabatan kami berjalan
dengan lancar, walau kami telah berjauh tempat tinggal. Pada suatu ketika, ibu
bertanya tentang sahabat baruku itu.
“siapa gerangan makhluk yang membuatmu
begitu bahagia, Citra?” tanya ibu saat aku sedang asyik chatingan dengan Devan.
…………………………………………………………………………………………..
Pada
cerpen diatas Citra menjadi tokoh utama,karena dalam cerpen diatas menceritakan
tentang kisah Citra.Tokoh pendamping adalah ibu,dan Devan sebagai tokoh
bayangan.Devan juga bisa menjadi tokoh pendamping.
3. PERWATAKAN
Perwatakan adalah tokoh dalam cerita seperti
halnya manusia dalam kehidupan sehari – hari di sekitar kita,selalu memiliki
watak –watak tertentu.Perwatakan dibagi menjadi dua yaitu bulat dan datar.bulat
adalah watak tokoh yang berubah sedangkan datar adalah watak tokoh yang tidak
mengalami perubahan.
………………………………………………………………………………………………….
Awalnya persahabatan kami berjalan
dengan lancar, walau kami telah berjauh tempat tinggal. Pada suatu ketika, ibu
bertanya tentang sahabat baruku itu.
“siapa gerangan makhluk yang membuatmu
begitu bahagia, Citra?” tanya ibu saat aku sedang asyik chatingan dengan Devan.
“ini, ma. Namanya Devan. Kami berkenalan
saat liburan panjang kemarin.”
“seganteng apa sich sampai buat anak
mama jadi kayak gini?”
“gak tahu juga sih ma, pastinya keren
banget deh, tapi nggak papah kan, Ma aku berteman sama dia.?”
“Apa maksud kamu ngomong kayak gitu?”
“kami berbeda agama, Ma”
“hah??,” sesaat mama terkejut mendengar
cerita ku. Tapi beliau mencoba menutupi rasa resahnya. Aku tahu betul apa yang
ada di fikiran mama, pasti dia sangat tidak menyetujui jalinan ini. Tapi aku
mencoba memberi alasan yang jelas terhadapnya.
Sehari setelah percakapan itu, tak ku
temui lagi kabar dari Devan, aku sempat berfikir apa dia tahu masalah ini,,? Ku
coba awali perbincangan lewat SMS..
“sudah lama ya nggak bertemu? Gimana
kabarnya nech,,? “
Pesan itu tertuju kepadanya, aku masih
ingat banget saat laporan penerimaan itu. Berjam-jam ku tunggu balasan darinya.
Tapi tak ku lihat Hp ku berdering hingga aku tertidur di buatnya. Tak kusangka
dia tak membalas SMS ku lagi.
…………………………………………………………………………………………………..
Pada cerpen
diatas Citra adalah tokoh yang berwatak dasar,karena Citra tetap mempunyai rasa
yang sama seperti dulu waktu pertama mereka bertemu,Sedangkan Devan mempunyai
watak yang bulat,karena Devan sudah tidak seperti dulu lagi.
4. PLOT
Plot atau alur
merupakan rangkaian cerita yang dibentuk oleh tahapan-tahapan peristiwa
sehingga menjalin suatu cerita yang dihadirkan oleh para pelaku dalam suatu
cerita.
Sejak pertemuan itu, aku dan Devan mulai
bersahabat. Kami bertemu tanpa sengaja mencoba akrab satu sama lain, saling
mengerti dan menjalani hari-hari penuh makna. Pesahabatan dengan jarak yang
begitu dekat itu membuat kami semakin mengenal pentingnya hubungan ini.
…………………………………………………………………………………………………
Awalnya persahabatan kami berjalan
dengan lancar, walau kami telah berjauh tempat tinggal. Pada suatu ketika, ibu
bertanya tentang sahabat baruku itu.
“siapa gerangan makhluk yang membuatmu
begitu bahagia, Citra?” tanya ibu saat aku sedang asyik chatingan dengan Devan.
“ini, ma. Namanya Devan. Kami berkenalan
saat liburan panjang kemarin.”
“seganteng apa sich sampai buat anak
mama jadi kayak gini?”
“gak tahu juga sih ma, pastinya keren
banget deh, tapi nggak papah kan, Ma aku berteman sama dia.?”
“Apa maksud kamu ngomong kayak gitu?”
“kami berbeda agama, Ma”
………………………………………………………………………………………………..
Devan, kau adalah sahabat yang paling ku
banggakan. Aku menunggu cerita-ceritamu lagi. Sampai kapanpun aku akan setia
menunggu. Hingga kau kembali lagi menjalani kisah-kisah kita berdua.
Pada
cerpen diatas yang dipakai adalah alur maju,karena dalam cerpen tersebut
menceritakan tentang sebuah awal persahabatan yang manis dan berkelanjutan
dengan akhir yang menyedihkan,,alurnya terus dibawa ke masa yang akan datang.
5. SETTING
Setting adalah latar peristiwa dalam karya fiksi. Baik berupa tempat,
waktu, maupun peristiwa, serta memiliki fungsi fisikal dan fungsi psikologis.
Sejak pertemuan
itu,
aku dan Devan mulai bersahabat. Kami bertemu tanpa sengaja mencoba akrab satu
sama lain, saling mengerti dan menjalani hari-hari penuh makna. Pesahabatan
dengan jarak yang begitu dekat itu membuat kami semakin mengenal pentingnya
hubungan ini.
……………………………………………………………………………..
Ku lihat dari dalam tempatku duduk
terasa pedih sangat kehilangan. Jika nanti kami dipertemukan kembali ingin ku
curahkan semua rasa rinduku padanya. Itu janji yang akan selalu ku ingat. Suara
manis terakhir yang memberi aku harapan.
………………………………………………………………………………
“ini, ma. Namanya Devan. Kami berkenalan
saat liburan panjang kemarin.”
………………………………………………………………………………
Satu tahun telah berlalu, bayangan
tentangnya masih teikat jelas di haitku. Aku belum bisa melupakannya. Mungkin
suatu saat nanti dia kan sadar betapa berharganya aku nutuknya.
Dalam
cerpen diatas terdapat setting waktu yaitu,sejak pertemuan itu,liburan panjang
kemarin dan satu tahun berlalu.Setting tempatnya adalah dalam tempat duduk.
6. KONFLIK
Konfik adalah
sesuatu yang bersifat tidak menyenangkan yang terjadi dan atau dialami oleh
tokoh – tokoh cerita,yang jika tokoh – tokoh itu mempunyai kebebasan untuk
memilih, ia tidak akan memilih peristiwa itu menimpa dirinya.
………………………………………………………………………………………
Tak lama kemudian, aku harus pergi
meninggalkannya. Sesungguhnya hatiku sangat berat untuk ini, tapi apa boleh
buat. Pertemuan terakhirku berlangsung sangat haru, tatapan penuh canda itu
mulai sirna dibalut dengan duka mendalam.
………………………………………………………………………………….
“gak tahu juga sih ma, pastinya keren
banget deh, tapi nggak papah kan, Ma aku berteman sama dia.?”
“Apa maksud kamu ngomong kayak gitu?”
“kami berbeda agama, Ma”
………………………………………………………………………………….
Sehari setelah percakapan itu, tak ku
temui lagi kabar dari Devan, aku sempat berfikir apa dia tahu masalah ini,,? Ku
coba awali perbincangan lewat SMS..
“sudah lama ya nggak bertemu? Gimana
kabarnya nech,,? “
Pesan itu tertuju kepadanya, aku masih
ingat banget saat laporan penerimaan itu. Berjam-jam ku tunggu balasan darinya.
Tapi tak ku lihat Hp ku berdering hingga aku tertidur di buatnya. Tak kusangka
dia tak membalas SMS ku lagi.
…………………………………………………………………………….
Dala
cerpen diatas Citra mengalami konflik internal,karena Citra memiliki masalah
kejiwaan yang disebabkan oleh perpisahannya dengan Devan.
0 komentar:
Posting Komentar