PEMBAHASAN
PERKEMBANGAN BAHASA
A. Pengertian
Perkembangan Bahasa
Bahasa adalah segala bentuk komunikasi di mana pikiran
dan perasaan seseorang disimbolkan agar dapat menyampaikan arti kepada orang
lain. Sejalan dengan perkembangan hubungan social , maka perkembangan bahasa
seseorang (bayi-anak) di mulai dengan meraba ( suara atau bunyi tanpa arti) dan
di ikuti dengan bahasa satu suku kata, menyusun kalimat sederhana, dan
seterusnya melakukan sosialisasi dengan menggunakan bahasa yang kompleks sesuai
dengan tingkat perilaku social.
Perkembangan bahasa terkait dengan perkembangan
kognitif, yang bearti factor intelek atau kognisi sangat berpengaruh terhadap
perkembangan kemampuan berbahasa. Belajar bahasa yang sebenarnya baru dilakukan
oleh anak berusia 6 – 7 tahun saat anak
mulai bersekolah.
Jadi , bisa di katakan perkembangan bahasa adalah
meningkatnya kemampuan penguasaan alat berkomunikasi, baik alat komunikasi
dengan cara lisan , tertulis, maupun menggunakan tanda-tanda dan isyarat.
B. Bahasa
Tubuh dan Perkembangan Bicara
Salah satu jenis bahasa ialah bahasa tubuh . Bahasa
tubuh adalah cara kita berkomunikasi dengan mempergunakan bagian-bagian dari
tubuh , yaitu melalui gerak isyarat , ekspresi wajah, dan sikap tubuh,
a. Bicara
merupakan alat komunikasi yang paling efektif . Adapun
tujuan yang dicapai dalam berbicara, misalnya :
1. Sebagai pemuas kebutuhan dan keinginan
Dengan berbicara anak mudah untuk menjelaskan kebutuhan
dan keinginannya tanpa harus menunggu orang lain mengerti tangisan, gerak tubuh
dan ekspresi wajahnya.
2. Sebagai alat untuk menarik perhatian orang lain
Dengan melalui ketrampilan berbicara anak berpendapat
bahwa perhatian di peroleh melalui berbagai pertanyaan yang diajukan kepada
orang tua. Misal, apabila anak dilarang mengucapkan kata-kata yang tidak
pantas.
3. Sebagai alat untuk membina hubungan social
Dengan ini, anak-anak lebih mudah diterima oleh kelompok
sebayanya dan dapat sebagai pemimpin di kelompoknya.
4. Sebagai alat untuk mengevaluasi diri sendiri
Dari pernyataan orang lain anak dapat mengetahui
bagaimana perasaan dan pendapat orang tersebut terhadap sesuatu yang telah
dikatakannya.
5. Untuk mempengaruhi perilaku orang lain
Dengan kemampuan berbicara dengan baik dan penuh rasa
percaya diri anak dapat mempengaruhi orang lain yang berperilaku kurang baik
menjadi teman yang sopan dan santun.
Adapun potensi anak berbicara didukung oleh beberapa hal
yaitu, kematangan alat bicara, kesiapan berbicara, adanya model yang baik ,
kesempatan berlatih, motivasi untuk belajar dan berlatih, dan bimbingan.
b. Perkembangan berbicara
merupakan suatu proses yang sulit dan rumit. Terdapat
beberapa kendala yang sering kali dialami oleh anak, antara lain :
1). Anak cengeng, anak sering kali menangis dengan berlebihan dapat
menimbulkan gangguan fisik dan psikis anak. Dari segi fisik, gangguan tersebut
dapat berupa kurangnya energi secara otomatis dapat menyebabkan kondisi anak tidak fit. Sedangkan gangguan psikis yang
muncul adalah perasaan ditolaknya atau tidak dicintai oleh orangtuanya atau anggota keluarga lain. Oleh karena itu
peranan orang tua sangat penting untuk menanggulangi hal tersebut, salah satu
cara mengajarkan komunikasi yang efektif bagi anak.
2). Anak sulit memahami isi pembicaraan orang lain, Sering kali
tidak memahami isi pembicaraan orang tua atau yang lain. Disamping itu juga
dikarenakan orang tua sering kali berbicara sangat cepat dengan mempergunakan
kata-kata yang belum dikenal oleh anak. Anak akan mengalami kesulitan untuk
memahami pembicaraan orang tuanya . Hendaknya kita atau orang tua selalu
berusaha mencari penyebab kesulitan anak dalam memahami pembicaraan dan dapat
memperbaiki apabila anak kurang mengerti dan salah dalm mengartikan suatu
pembicaraan.
C.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Bahasa
Berbahasa terkait erat dengan kondisi pergaulan . Oleh
sebab itu, perkembangannya di pengaruhi oleh beberapa factor. Faktor –faktor
itu adalah :
a. Umur anak
Bahasa seseorang akan berkembang sejalan dengan
pertambahan pengalaman dan kebutuhannya. Faktor fisik akan ikut mempengaruhi
sehubungan makin sempurnanya pertumbuhan organ bicara, kerja otot-otot untuk
melakukan gerakan-gerakan dan isyarat , dan di barengi oleh perkembangan
tingkat intelektual anak akan mampu menunjukan cara berkomunikasi dengan baik.
b. Kondisi Lingkungan
Perkembangan bahasa di lingkungan perkotaan akan berbeda dengan di lingkungan pedesaan.
Karena lingkungan tempat anak tumbuh dan berkembang sangat memberi andil yang
cukup besar dalam berbahasa.
c. Kecerdasan Anak
Kemampuan motorik anak berkorelesi positif dengan
kemampuan intelektual. Untuk meniru lingkungan tentang bunyi atau suara,
geakan, dan mengenal tanda-tanda, memerlukan kemampuan motorik yang baik.
d. Status Sosial Ekonomi Keluarga
Keluarga yang berstatus social ekonomi yang baik, akan
mampu menyediakan situasi yang baik bagi perkembangan bahasa anak-anak dan
anggota keluarganya. Dengan kata lain pendidikan keluarga berpengaruh pula
terhadap perkembangan bahasa.
e. Kondisi Fisik
Kondisi kesehatan sangatlah berpengaruh dalam
mengembangkan kemampuannya dalam berbahasa. Apabila anak cact seperti bisu,
tuli, gagap akamn mengganggu perkembangan berkomunikasi.
D. Pengaruh Kemampuan Berbahasa terhadap Kemampuan Berpikir
Kemampuan berbahasa dan kemampuan berpikir saling
berpengaruh satu sama lain. Seseorang yang rendah kemampuan berpikirnya akan
mengalami kesulitan dalam menyusun kalimat yang baik, logis, dan sistematis. Hal
ini akan berakibat sulitnya berkomunikasi ,dan sebaliknya apabila seseorang
tidak tepat dalam menangkap arti bahasa dalam bersosialisasi akan berakibat
kekaburan persepsi yang diperolehnya. Bahwa hasil proses berpikir menjadi tidak
tepat benar dan hasil pemikiran ini di akibatkan kekurangan mampuan dalam berbahasa.
E. Perbedaan Individual dalam Kemampuan dan Perkembangan Bahasa
Menurut Chomsky (
Woolflok,dkk., 1984:70) anak dilahirkan
ke dunia telah memiliki kapasitas berbahasa . Akan tetapi seperti dalam bidang
yang lain , factor lingkungan akan mengambil peranan yang cukup menonjol, dalam
mempengaruhi perkembangan bahasa anak tersebut. Mereka belajar makna kata dan
bahasa sesuai dengan apa yang mereka dengar, lihat, mereka hayati dalam
hidupnya sehari-hari. Perkembangan bahasa anak terbentuk oleh lingkungan yang
berbeda beda.
Didepan telah di uraikan bahwa kemampuan berpikir anak
itu berbeda-beda, sedangkan berpikir dan bahasa mempunyai korelasi tinggi ,
anak dengan IQ tinggi akan berkemampuan bahasa yang tinggi pula. Jadi, nilai IQ
menggambarkan adanya perbedaan individual anak, dan dengan demikian kemampuan
mereka dalam bahasa juga bervariasi sesuai dengan variasi kemamouan mereka
berpikir.
Bahasa berkembang dipengaruhi oleh factor lingkungan ,
karena kekayaan lingkungan akan merupakan pendukung bagi perkembangan
peristilahan yang sebagain besar dicapai dengan prose meniru . Dengan , anak
yang berasal dari lingkungan yang berbeda juga akan berbeda-beda pula kemampuan
dan perkembangan bahasanya.
F. Upaya Pengembangan Kemampuan Bahasa Anak dan Implikasinya dalam
Penyelenggaraan Pendidikan
Pertama, anak perlu melakukan pengulangan ( menceritakan kembali )
pelajaran yang telah diberikan dengan kata dan bahasa yang disusun oleh
murid-murid sendiri . Dengan cara ini senantiasa guru dapat melakukan analisa
tentang pola dan tingkat kemampuan bahasa peserta didik.
Kedua, berdasar hasil analisa/identifikasi tersebut, guru melakukan
pengembangan bahasa peserta didik dengan menambahkan perbendaharaan bahasa
lingkungan yang telah dipilih secara tepat dan benar oleh guru. Cerita murid
tentang isi pelajaran yang telah diperkaya itu diperluas untuk langkah-langkah
selanjutnya, sehingga para murid mampu menyusun cerita yang lebih komprehensif
tentang isi bacaan yang telah dipelajari menggunakan pola bahasa mereka
sendiri.
Perkembangan bahasa yang menggunakan model
pengekspresian secara mandiri, baik lisan maupun tertulis , dengan mendasarkan
pada bacaan akan lebih mengembangkan kemampuan bahasa anak dan membentuk pola
bahasa masing-masing. Dalam penggunaan model ini guru harus banyak memberikan
rangsangan dan koreksi dalam bentuk diskusi atau komunikasi bebas.
PERKEMBANGAN MORAL & SIKAP
A. Pengertian dan
Keterkaitan Antara Moral dan Sikap
Moral adalah ajaran tentang baik buruknya perbuatan ,akhlak, kewajiban, dan
sebagainya. Moral berkaitan dengan kemampuan untuk membedakan antara perbuatan
yang benar dan yang salah. Dengan
demikian , moral merupakan kendali dalam tingkah laku.
Sikap adalah kesediaan bereaksi dari individu terhadap sesuatu hal. Sikap
berkaitan dengan motif dan mendasari tingkah laku seseoarang. Dapat diprediksi
tingkah laku apa yang dapat terjadi dan akan diperbuat jika telah diketahui
sikapnya.
Dengan demikian , keterkaitan antara moral,sikap dan
tingkah laku akan tampak dalam pengamalan dalam nilai-nilai kehidupan
sehari-hari.
B. Tingkat Perkembangan Moral
Kohlberg mengemukakan ada 6 tahap (stadium) perkembangan moral yang berlaku
secara universal dan dalam urutan tertentu. Ada tingkat perkembangan moral menurut
Kohlberg, yaitu tingkat :
I Prakonvensional
Pada stadium 1, anak berorientasi kepada kepatuhan dan hukuman. Apabila anak tidak
menurut akan memperoleh hukuman.
Pada stadium 2, tidak lagi mutlak tergantung kepada aturan yang ada di luar
dirinya, tapi mereka sadar bahwa setiap kejadian mempunyai sgi. Jadi bergantung
pada kebutuhan dan kesanggupan seseorang.
II Konvesional
Stadium 3, menyangkut orientasi mengenai anak yang baik.
Pada stadium ini , anak mulai memasuki umur belasan tahun.
Stadium 4, yaitu tahap mempertahankan norma-norma social
dan otoritas.
III Pasca-konvesional
Stadium 5, yaitu tahap orientasi terhadap perjanjian
antara dirinya dengan lingkungan social. Pada tahap ini ada hubungan timbale
balik antara dirinya dengan lingkungan social, dengan masyarakat.
Stadium 6, pada tahap ini ada norma etik di samping
norma pribadi dan subjektif. Dalam hubungan dan perjanjian antara seseorang
dengan masyarakatnya ada unsure unsure subjektif yang menilai apakah suatu
perbuatan itu baik atau tidak baik. Pada tingkat perkembangan moral pasca
konvesional harus dicapai selama masa remaja.
B. Proses Pembentukan
Perilaku Moral dan Sikap
Berikut ini beberapa proses pembentukan perilaku moral dan sikap anak .
1. Imitasi
Merupakan peniruan
sikap , cara pandang serta tingkah laku orang lain
yang dilakukan dengan sengaja oleh anak. Dengan demikian proses tindakan yang
dilakukan berbeda dengan identifikasi yang berlangsung tanpa didasari oleh
anak.
Pada umumnya anak mulai mengadakan imitasi atau peniruan
sejak usia 3 tahun , yaitu meniru
perilaku orang lain yang ada disekitarnya . Anak perempuan meniru perilaku ibu,
kakak perempuannya. Seringkali seorang anak tidak hanya meniru perilaku
misalnya gerak tubuh, rasa senang atau tidak senang, sikap orang tua terhadap
agama , politik, hobi dll. Tetapi juga tentang ekspresi orang lain terhadap
sesuatu , antara lain menirukan orang marah , menangis, dan lain sebagainya.
Tiruan seperti itu sering terjadi apabila terdapat hubungan yang baik antara
anak dengan orang tersebut. Namun apabila hubungan antara anak dengan orang
yang dimaksud kurang baik sering kali anak tersebut berbuat sebaliknya.
Menurut hasil penilitian psikologi berdasarkan tes
psikologi yang diberikan pada anak , dinyatakan bahwa secara nyata anak yang
menolak orang tuanya memang tidak meniru perilaku orang tuanya akan tetapi
dengan tanpa disadari anak meniru sikap orang tuanya yang dapat mempengaruhi
perilaku anak tersebut. Misal , apabila orang tuanya sering kali suka ikut
campur dengan masalah orang lain, sikap demikian dapat mempengaruhi anak,
sehingga tanpa didasari dalam kondisi-kondisi tertentu anak berbuat seperti
yang dilakukan oleh orang tuanya terhadap orang lain.
2. Internalisasi
Adalah suatu proses yang merasuk pada diri seseorang
(anak) karena pengaruh social yang paling mendalam dan paling langgeng dalam
kehidupan orang tersebut. Suatu nilai , norma atau sikap tersebut di internalisai pada diri anak akan
sukar dirubah dan menetap dalam waktu yang cukup lama.
3. Introvert atau
Ekstrovert
Introvert adalah kecenderungan seseorang untuk menarik
diri dari lingkungan social nya, minat, sikap yang diambil selalu berdasarkan
pada perasaan, pemikiran dan pengalamannya sendiri. Biasanya orang yang
cenderung introvert bersifat pendiam dan kurang suka bergaul, bahkan individual
.
Sebaliknya, ekstrovert adalah kecenderungan seseorang
untuk mengarahkan perhatian keluar dirinya, sehingga segala minat, sikap yang
diambil lebih banyak ditentukan oleh orang lain . Orang yang memiliki
kecenderungan ekstrovert biasanya mudah bergaul,ramah, aktif,banyak
berinisiatif dan banyak teman.
Para pakar psikologi menyatakan bahwa suatu kepribadian yang sehat atau
seimbang haruslah memiliki kedua tipe
tersebut. Dengan demikian kebutuhan privasi dan refleksi diri, keduanya
dapat dipuaskan sesuai dengan kondisi dan kemampuannya.
4. Kemandirian
Kemandiriran adalah kemampuan seseoranguntuk berdiri
sendiri tanpa bantuan orang lain baik dalam bentuk material maupun moral. Sedangkan
pada anak pengertian kemandirian sering kali dikaitkan dengan kemampuan anak
untuk melakukan segala sesuatu berdasarkan kekuatan sendiri tanpa bantuan orang
dewasa. Pada umumnya kemandirian tidak hanya dikaitkan dengan tindakan yang
bersifat fisik, akan tetapi juga bertalian dengan sikap psikologis.
Dasar kemandirian adalah rasa percaya diri seseorang
untuk menghadapi sesuatu dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan pada anak rasa
percaya diri ini selalu berkembang sesuai dengan bertambahnya usia dan
pengalaman serta bimbingan dari orang dewasa , antara lain guru, orang tua ,
kakak dll.
5. Ketergantungan
Anak-anak pada usia 6-12 tahun karena kebutuhab hidupnya
sangat tergabtung kepada orang tua atau orang dewasa lain, terutama yang masih
ada hubungan keluarga. Akan tetapi semakin bertambahnya usia dan perkembangan
jasmani dan rohani, ketergantuungan akan makin berkurang dan timbulah rasa
ingin mandiri. Rasa mandiri tersebut terus berkembang secara wajar, kecuali
bagi anak yang mengalami hambatan fisik yang dapat menyebabkan anak tersebut
terbelakang.
6. Bakat
Bakat adalah potensi dalam diri seseorang yang dengan
adanya rangsangan tertentu yang memungkinkan orang tersebut dapat mencapai
sesuatu tingkat kecakapan, pengetahuan, dan keterampilan khusus yang sering
kali melebihi orang lain. Bakat tersebut juga terdapat semenjak masa
kanak-kanak . Aktivitas anak sudah mencerminkan bakat tertentu. Menurut ilmu
pengetahuan terdapat 2 jenis bakat yang dimiliki dan dapat dikembangkan, yaitu
:
a. Bakat yang bertalian dengan kemahiran atau kemampuan mengenai
suatu bidang pekerjaan khusus, sebagai caontoh : orang berbakat dagang, menulis
karangan semacam ini disebut juga vocational aptitude.
b Bakat yang diperlikan untuk berhasil dalamtipe pendidikan tertentu
atau pendidikan khusus, misalnya bakat melihat ruang (dimensi) yang diperlukan
oleh arsitek , bakat ini disebut juga scholastic aptitude.
Bakat merupakan suatu kelompok sifat yang membentuk
kemampuan khusus. Sekolah harus selalu berusaha mengembangkan bakat yang
terdapat pada peserta didik. Adapun factor utama yang mempengaruhi tampilnya
bakat, yaitu :
1. Faktor motivasi, bertujuan untuk memberikan daya juang kepada
anak untuk mencapai suatu sasaran tertentu.
2. Faktor nilai, berkaitan dengan bagaimana seseoarang memberi arti
terhadap hasil pekerjaan yang sesuai dengan bakatnya.
3. Faktor konsep diri, anak
yang memiliki konsep diri yang positif selalu berusaha berinteraksi secara
timbale balik dengan sukses yang merupakan aktualisasi bakatnya.
C. Upaya Mengembangkan
Moral,dan Sikap Anak serta Implikasi dala Penyelenggaraan Pendidikan
Adapun upaya-upaya yang dapat dilakukan dalam
mengembangkan moral, dan sikap anak adalah :
1.Menciptakan Komunikasi
Dalam komunikasi didahului dengan pemberian informasi
tentang nilai-nilai dan moral. Anak harus dituntut aktif mendengarkan guru
bagaimana seseorang harus bertingkah laku sesuai dengan norma dan nilai moral. Disekolah
anak-anak hendaknya diberi kesempatan berpartisipasi untuk mengembangkan aspek
moral misalnya dalam kerja kelompok, sehingga dia belajar tidak melakukan
sesuatu yang akan merugikan orang lain karena hal ini tidak sesuai dengan nilai
atau norma – norma moral.
2. Menciptakan Iklim
Lingkungan yang Serasi
Sseorang yang mempelajari nilai hidup tertentu daan
moral , kemudian berhasil memiliki sikap dan tingkah laku sebagai pencerminan
nilai hidup itu umumnya adalah seseorang yang hidup di lingkungan yang secara
positif,jujur, dan konsekoen senantiasa mendukung bentuk tingkah laku yang
merupakan pencerminan nilai hidup terjadi. Bearti bahwa usaha pengembangan
tingkah laku nilai hidup hendaknya mengutamakan pendekatan-pendekatan
intelektual dan lingkungan yang kondusif. Perlu juga bahwa satu lingkungan yang
lebih banyak yang bersifat mengajak, mengundang, memberi kesempatan, akan lebih
baik dan efektif dari pada yang di tandai dengan larangan-larangan yang serba
membatasi.
DAFTAR PUSTAKA
Prof.Dr.H.Sunarto , dan Dra.Ny.b.Agung Hartono (1995) . Perkembangan
Peserta Didik . Jakarta:
PT.Bineka Cipta.
Sumantri,Mulyadi dan Syaodih. ( 2001). Perkembangan Peserta Didik. Kediri : Pusat Penerbit.
Abin Syamsudin Makmun. (1996). Psikologi Kependidikan. Bandung :
Penerbit Sosda Karya.
0 komentar:
Posting Komentar